Mengurus sesuatu di negeri ini kadang butuh lebih banyak doa daripada data.
Mau bikin KTP baru:
“Lengkapi fotokopi KTP lama, surat pengantar RT, KK asli, dan pas foto dengan background biru.”
Mau daftar NPWP online:
“Situs sedang sibuk. Silakan coba dalam beberapa jam.”
Mau daftar bantuan sosial:
“Anda tidak terdaftar dalam DTKS, silakan koordinasi ke kelurahan.”
Sementara itu…
Daftar Fomototo?
Email. Nomor HP. Login. Selesai.
Data: Masyarakat Haus Layanan Cepat, Tapi Birokrasi Masih Doyan Formulir
Menurut laporan Ombudsman RI & Kominfo (2024):
-
68% masyarakat merasa proses birokrasi digital “tetap lambat dan membingungkan”
-
42% pernah gagal mendaftar layanan publik karena situs error
-
Namun, aplikasi hiburan digital seperti Fomototo mencatat waktu pendaftaran rata-rata kurang dari 2 menit, dengan tingkat sukses 99,4%
Artinya:
Teknologi bukan masalah. Yang lambat bukan jaringannya—tapi sistemnya.
Daftar Fomototo vs Daftar Layanan Publik
Aspek | Layanan Publik | Daftar Fomototo |
---|---|---|
Syarat Dokumen | 4–7 jenis berkas fisik | Email atau nomor HP |
Jumlah Antrian | Panjang, manual, pakai nomor antrean | Tidak ada, langsung diproses |
Jam Layanan | 08.00–14.00 WIB | 24 jam, bahkan saat kamu galau |
Hasil Akhir | Tidak pasti | Jelas: login berhasil atau gagal |
Fomototo: Pelajaran Gratis soal Efisiensi Digital
Pemerintah habiskan triliunan rupiah untuk digitalisasi,
tapi yang paling lancar tetaplah:
Website slot dan undian receh.
Daftar Fomototo bahkan:
-
Tidak perlu token OTP 3 kali
-
Tidak minta unggah selfie sambil pegang KTP
-
Tidak kirim notifikasi spam “Data Anda tidak ditemukan”
Dan anehnya… tidak pernah maintenance saat jam sibuk.
Kesimpulan: Daftar Fomototo, Cermin Kegagalan Digitalisasi Formal yang Terlalu Serius tapi Tidak Serius
Daftar Fomototo bukan prestasi negara.
Tapi ia adalah bukti bahwa kalau mau serius bikin sistem digital yang cepat dan manusiawi—bisa kok.
Sayangnya,
yang bisa begitu bukan instansi yang punya anggaran,
tapi situs receh yang katanya "meresahkan".
Jadi kalau kamu bisa daftar Fomototo dalam 90 detik,
tapi bikin akta kelahiran butuh 9 hari kerja dan 3 surat pengantar…
Mungkin yang salah bukan warganya.
Tapi sistem yang tidak mau belajar dari yang dianggap rendah.